WhatsApp Terancam Dilarang oleh DPR AS

Analisis isu keamanan WhatsApp yang menyebabkan ancaman pelarangan oleh DPR Amerika Serikat:


🚫 Mengapa WhatsApp Terancam Dilarang oleh DPR AS? Ini Penjelasan Teknisnya

Pada 23 Juni 2025, publik dikejutkan oleh sebuah laporan dari Reuters yang menyebutkan bahwa WhatsApp menghadapi potensi larangan penggunaan di lingkungan House of Representatives (DPR) Amerika Serikat. Isu ini mencuat bukan karena masalah politik semata, tetapi karena kekhawatiran mendalam terkait aspek keamanan siber yang mengelilingi aplikasi pesan instan paling populer di dunia ini.


Sebagai platform yang digunakan lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia, WhatsApp memang dikenal karena menerapkan enkripsi end-to-end (E2EE). Namun, apakah itu cukup untuk melindungi komunikasi tingkat tinggi seperti di lembaga legislatif negara adidaya? Mari kita bedah secara teknis.


🔍 1. WhatsApp Aman, Tapi Metadata-nya Tidak

Meski pesan terenkripsi dan tidak bisa dibaca pihak ketiga, metadata tetap dikumpulkan. Metadata adalah informasi seperti:

  • Siapa berbicara dengan siapa
  • Kapan komunikasi terjadi
  • Seberapa sering dan berapa durasi

Bagi lembaga intelijen atau pihak asing, metadata ini bisa sangat berharga untuk memetakan jaringan internal komunikasi DPR dan menyusun pola relasi antara anggota parlemen dan staf mereka.


🔍 2. Dimiliki Meta, Riwayat Privasi yang Buruk

WhatsApp adalah bagian dari Meta (sebelumnya Facebook), perusahaan yang pernah tersangkut:

  • Skandal Cambridge Analytica
  • Tuduhan menyalahgunakan data pengguna
  • Praktik pengiklanan berbasis pelacakan

DPR AS tentu tidak bisa mengabaikan fakta bahwa perusahaan dengan sejarah masalah privasi ini mengendalikan seluruh infrastruktur komunikasi dari salah satu aplikasi utamanya.


🔍 3. Ancaman Kerentanan dan Eksploitasi

WhatsApp bukan aplikasi yang asing terhadap kerentanan serius. Pada 2019, spyware Pegasus berhasil menyusup hanya melalui panggilan suara masuk. Bayangkan dampaknya jika anggota DPR menjadi target.

Meski WhatsApp memperbaiki kerentanan tersebut, ancaman zero-day exploit selalu menghantui. Lembaga tinggi seperti DPR tidak bisa bergantung pada janji keamanan tanpa akses audit independen atas kode aplikasi dan algoritma enkripsinya.


🔍 4. Sistem Identifikasi Lemah: Nomor Telepon

Berbeda dengan sistem komunikasi internal yang menggunakan autentikasi multi-faktor atau sertifikat digital, WhatsApp masih mengandalkan nomor telepon. Ini membuka celah:

  • SIM swapping
  • Social engineering terhadap operator seluler
  • Serangan berbasis phishing melalui tautan verifikasi

Identifikasi semacam ini dianggap terlalu lemah untuk komunikasi pemerintahan.


🔍 5. Tidak Dapat Dikontrol atau Di-host Secara Mandiri

Berbeda dengan solusi seperti Signal (yang open-source) atau Matrix (yang bisa di-host secara privat), WhatsApp adalah sistem tertutup yang di-host secara sentral oleh Meta.

Artinya:

  • Tidak ada kontrol penuh atas penyimpanan data.
  • Tidak bisa diaudit secara independen.
  • Tidak bisa dipisahkan dari infrastruktur Meta.

Bagi pemerintah, ini adalah risiko sistemik.


🔍 6. Risiko Serangan Supply Chain

WhatsApp terus diperbarui melalui Google Play Store atau App Store. Tapi pembaruan otomatis juga menjadi peluang bagi pelaku jahat:

  • Menyusupkan kode berbahaya ke dalam update
  • Menyerang melalui supply chain attack tanpa disadari pengguna

DPR AS tentu tak ingin komunikasi sensitifnya bergantung pada sistem distribusi aplikasi yang bisa dieksploitasi dari hulu.


🧩 Penutup: Pilihan Rasional demi Keamanan Nasional

Larangan terhadap WhatsApp bukan sekadar bentuk paranoia digital, melainkan langkah pencegahan proaktif terhadap potensi eksploitasi yang bisa mengancam stabilitas dan kerahasiaan informasi lembaga legislatif.

Di era di mana komunikasi bisa menjadi senjata siber, keamanan tidak lagi cukup hanya di lapisan enkripsi pesan. Ia harus menyentuh seluruh aspek — dari infrastruktur, metadata, model distribusi, hingga kontrol sumber daya.


🛡️ Bagaimana dengan Anda? Apakah organisasi Anda juga masih menggunakan WhatsApp untuk komunikasi penting? Saatnya mempertimbangkan alternatif yang lebih aman dan terkendali.